Minggu, 24 Maret 2013

Sensasi dan persepsi

kali ini, saya akan menuliskan mengenai Sensasi dan Persepsi yang merupakan salah satu pembelajaran yang saya dapat dari perkuliahan Pengantar Psikologi. saya akan menjelaskan sedikit mengenai Sensasi dan Persepsi, kemudian saya akan  memberi contoh melalui pengalaman pribadi saya.

Sensasi (sensation) adalah proses menerima energi rangsangan dari lingkungan luar. Rangsangan terdiri atas energi fisik seperti cahaya, suara, dan panas. Rangsangan dideteksi oleh sel reseptor khusu pada organ indra seperti mata, telinga, kulit, hidung, dan lidah. ketika sel-sel reseptor mencatat adanya rangsangan, energi tersebut dikonversi menjadi impuls kimia listrik. Proses energi fisik menjadi energi kimia listrik disebut Transduksi (transduction).  ketika rangsangan ini sampai ke otak, informasi bergerak ke bagian yang berhubungan pada korteks serebrum.

Persepsi adalah proses mengatur dan mengartikan informasi sensoris untuk memberikan makna. yang biasa kita sebut dengan 'pemikiran seseorang'. kita hanya melihat apa yang kita fokuskan dan apa yang ada disekitarnya kita tidak melihat. sel reseptor di telinga bergetar dengan cara tertentu, tetapi sel-sel ini tidak mendengar sebuah "simfoni".

Benyamin B. Wolman (1973, dalam rakhmat, 1994) menyebutkan sensasi sebagai “pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indra.

Slameto ( 2003 : 102 ) menyatakan “ Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan dan informasi di dalam otak manusi. Informasi dan pesan yang diterima tersebut muncul dalam bentuk stimulus yang merangsang otak untuk mengolah lebih lanjut yang kemudian mempengaruhi seseorang dalam berperilaku”

Dapat kita simpulkan bahwa persepsi manusia mengenai suatu hal berasal dari sensasi yang di dapatnya dari kelima alat indra manusia. Dalam mengemukakan suatu persepsi, manusia melakukannya dengan cara yang berbeda-beda. Dengan kata lain, setiap persepsi manusia berbeda-beda  dalam menanggapi sebuah sensasi yang  sama.

Dalam hal ini,saya akan memberi contoh sensasi dan persepsi dalam pengalaman pribadi saya yang menurut saya menarik dan dapat memberikan pembelajaran juga. Pengalaman saya tentang bermainan futsal  bersama teman-teman daerah rumah saya.

Begini ceritanya, check it out..!!
Pada hari itu, tepatnya pada rabu sore kami berencana untuk bermain futsal, melawan anak kampung tetangga. Dalam perjalanan menuju lapangan futsal , kami mengendarai sepeda motor. Saya yang pada saat itu di bonceng dengan kecepatan di atas rata-rata, merasakan kulit saya  bersentuhan dengan angin(ini merupakan bagian dari sensasi) yang membuat saya kedinginan (ini merupakan bagian dari Persepsi), karena kebetulan saya hanya memakai kaos tanpa lengan.

Dalam perjalanan, tiba-tiba kami dikejutkan oleh  suara ledakan keras yang berasal dari depan kami(sensasi). Kami kaget mendengar suara tersebut dan penasaran ingin mengetahui dari mana asal suara tersebut(persepsi). Kemudian dalam hati saya befikir, “apakah ini sebuah bom, kalau bom mana apinya  yah, hahhaha”. Setelah sampai ke tempat  asal suara, ternyata suara tersebut berasal dari sebuah ledakan ban “truck container” yang berada tidak jauh di depan kami. Hal tersebut ternyata membuat keadaan lalulintas menjadi lumayan ramai, dan saya juga baru pertama kali ini mendengar suara ledakan sebuah ban truck,  kemudian dalam hati saya berfikir, “ ban pecah aja suaranya ampe sebesar ini, gimana truk nya yang meledak. Hahaha”.

Kemudian kami  melanjutkan perjalanan kami, setelah beberapa menit sampailah kami ke tempat tujuan kami. Tapi lawan main kami belum juga ada di tempat,jadi kami menelepon mereka, dan mereka berkata bahwa mereka akan tiba sebentar lagi. Kemudian kami memutuskan untuk berlatih sejenak sembari menunggu mereka datang.

Pada saat berlatih tersebut, saya mencoba untuk menjadi seorang keeper dan kami melakukan latihan penalty.  Saya pernah membaca sebuah artikel di internet yang mengatakan bahwa “arah bola pada saat tendangan penalty ditentukan oleh kemana arah kaki tumpuan si penendang saat menendang bola”. Kemudian ketika salah satu teman saya ingin menendang bola tersebut, saya melihat arah kaki tumpuannya kearah kiri(sensasi), dan saya memprediksi bahwa bola tersebut akan ke sebelah kiri(persepsi). Kemudian saya bergerak kearah kiri, dan berhasil menepis bola tersebut, dan begitulah seterusnya sampai tidak lama kemudian, lawan main kami datang dan segera memasuki lapangan.

Kamipun bersiap-siap untuk bertanding, sayapun mengambil posisi sebagai sayap kiri. Pada saat pertandingan tersbut dimulai, saya mendengar teman saya memanggil namaku(sensasi), dalam benakku, pasti di akan mengoper bolanya kepadaku(persepsi), dan ternyata benar dia mengoper bola tersebut ke arahku. Sekarang bola ada padaku, kemudian aku menggiring pelan bola tersebut, kemudian saya melihat teman saya yang sedang berlari menuju gawang(sensasi), dalam benak saya, pasti dia ingin saya mengoper bola ini kepadanya. Tanpa menunggu lama lagi, saya operkan bola tersebut kepadanya, dan dia pun langsung menendang bola tersebut, dan tejadilah “GOOOAALLL”. Ketika saya melihat bola itu masuk ke gawang(sensasi), maka saya berteriak juga “GOOALL”(persepsi).

Karena kami bertanding sudah hamper setengah jam, keringat kami pun sangat deras bercucuran. Saat terjadi perebutan bola antara saya dan pemain lawan, terjadi pergesekan kulit kami yang di penuhi keringat(sensasi), dan rasanya licin dan geli. Hahaha(sensasi). Setelah bermain selama 45 menit, saya sudah merasa kelelahan  sekali. Dan saya pun meminta pergantian kepada teman saya yang duduk di pinggir lapangan.

Kemudian saya pun duduk di pinggir lapangan untuk beristirahat. Untuk menghilangkan rasa haus, saya pergi untuk membeli sebotol the botol. Saya pergi ke sebuah warung tidak  jauh dari lapangan tersebut. Sesampainya di warung tersebut, saya langsung meminumnya dan rasanya manis dan dingin(sensasi), dan rasa haus saya pun seakan hilang karena rasa manis dan dingin dari teh botol tersebut(persepsi). Setelah selesai dengan urusan dahaga saya, saya pun berjalan untuk kembali ke lapangan.

Di perjalanan menuju lapangan, tiba-tiba saya mencium bau yang sangat tidak enak dan tidak asing lagi di penciuman saya(sensasi). “ini pasti bau limbah pabrik karet itu”, benakku(persepsi). Memang tidak jauh dari situ, terdapat sebuah  pabrik karet. Entah kenapa dibangun pabrik karet di daerah ini, kenapa tidak di daerah Kawasan Indusri Medan(KIM) saja di bangun pabrik karet ini, sama saja meningkatkan jumlah polusi di kota medan kalau begini. Setelah itu, saya berjalan  menuju lapangan sambil menutup hidung dengan tangan.

Setelah saya sampai di lapangan, ternyata  mereka sudah selesai bermain. Ternyata kami menang dengan skor 3-1. Setelah itu kami memutuskan untuk pulang ke rumah, karena hari juga sudah malam. Pada perjalanan pulang, aku yang ngendarain sepeda motornya, dengan santai ku kendarai sepeda motor itu. Sangkin santainya, teman yang aku boncceng malah ketiduran hahaha. Di tengah-tengah perjalanan, kami melewati hamparan sawah yang lumayan panjang, tanpa adanya lampu jalan, hanya ada  lampu-lampu teras rumah yang menerangi jalanan.

Di pertengahan hamparan sawah tersebut, saya merasakan hembusan angin yang lebih dingin. Sampai-sampai membuat bulu kuduk saya berdiri(sensasi), sehingga dengan spontan saya menarik pedal gas sepeda motor saya karena ketakutan(persepsi). Tiba-tiba bahu saya di pegan oleh seseorang yang membuat saya semakin ketakutan(sensasi), “mungkin ini hantunya”, pikirku ketakutan(persepsi). Aku pun sudah berusaha sekencang mungkin agar dapat melewati hamparan sawah tersebut, sampai akhirnya kepalaku terasa sakit karena ada yang memukul dan berkata “eh gila, ngapain ko gas tiba-tiba, mw jatuh aku tadi bodoh”, kemudian aku tersadar kalau ternyata aku tuh ngebonceng temen aku. Dia tadi memegang bahu ku karena dia hampir terjatuh. Hahaha

Demikianlah hasil pengalaman pribadi saya mengenai Sensai dan Persepsi. Jika ada kata-kata yang tidak berkenan  di hati pembaca, ya tolonglah di maafkan. Hahaha J

ini adalah foto saya dengan teman saya itu, memang kami sangat akrab. dia bukan lagi teman bagi saya, dia adalah sahabat. dia ada di saat senang dan sedih saya, dan juga di saat menggilla bersama. hahaha





0 komentar:

Posting Komentar

Musik

Cari Artikel Blog